BAB
I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Seiring dengan pemahaman & pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
reproduksi yang terus meningkat, maka menjadi tuntutan yang wajar untuk selalu
memperbarui dan meningkatkan pengetahuan yang terkini, sesuai dengan perkembangan
yang ada.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai
penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus
berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai
generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian sebabnya.
Wanita
menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan
fungsi reproduksinya
Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang
dikandung dan dilahirkan. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya
sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” seperti program KB, dan
pengendalian jumlah penduduk.
Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional
diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan
reproduksi dan kependudukan Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita
merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak.
Oleh sebab itu pada wanita diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling
baik menurut dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang
memutuskan atas tubuhnya sendiri.
Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan
semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup
pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh bahwa
kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di
negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara
tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
II. TUJUAN
a.
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi wanita.
b.
b.Untuk menerapkan langkah-langkah perawatan kesehatan
reproduksi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus
menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan.
Menopause sebenarnya terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir. Tetapi
kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami siklusnya
selama minimal 12 bulan.
Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun.
Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun.
Biasanya ketika
mendekati masa menopause, lama dan banyaknya darah yang keluar pada siklus
menstruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasanya. Pada beberapa wanita,
aktivitas menstruasi berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi secara
bertahap (baik jumlah maupun lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi lebih
dekat atau lebih jarang. Ketidakteraturan ini bisa berlangsung selama 2-3 tahun
sebelum akhirnya siklus berhenti. Menopause rata-rata terjadi pada usia 50
tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun.
Biasanya ketika mendekati masa menopause, lama dan banyaknya darah yang keluar
pada siklus menstruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasanya.
Pada beberapa
wanita, aktivitas menstruasi berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi
secara bertahap (baik jumlah maupun lamanya) dan jarak antara 2 siklus menjadi
lebih dekat atau lebih jarang.
II. PENYEBAB
Sejalan dengan
pertambahan usia, ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan oleh LH
dan FSH, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa.
Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan pada akhirnya proses ovulasi (pelepasan sel telur) berhenti. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.
Menopause
buatan terjadi akibat
campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan
hormon oleh ovarium.
Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker.
Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker.
Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan
berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut
tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.
Ketika menopause
sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak menentu dan
bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada
usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause mulai
terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya, bahwa pada usia empat puluh
tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang
dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih
sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak
dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus
menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama
sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya.
Dalam suatu kajian yang melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara
mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga
delapan tahun.
Kecuali jika
seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan
medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya
dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi. Periode
menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus
yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel
telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus
menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur
puncak, yang berlangsung selama kira-kira dua puluh tahun.
Pada usia empat
puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung
percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal,
penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai
siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak
teratur.
Salah satu sebab utama penurunan kondisi fisik perempuan adalah akibat
makin hilangnya hormon estrogen yang selama ini bisa mempertahanakan kemudaan
orang. Pada usia yang sama, anehnya proses-proses seperti itu tidak terjadi
pada pria secepat pada perempuan.
Fungsi ganda
indung telur memproduksi hormon dan alat reproduksi sudah makin menurun
fungsinya. Dalam bahasa ilmiah, penyebab terjadinya menopause adalah habisnya
bosit dan folikel primordial pada indung telur sehingga berakibat berhentinya
produk siestrogen.
PERUBAHAN HORMON
Dua hingga delapan
tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya.
Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang
mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin
cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa
percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga
puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin
berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating
Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang
dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau
bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang
dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause,
estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun
selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen
dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung
telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron
biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung
telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita)
mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause.
Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause,
bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau
testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun
reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang
peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan
tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan
bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh
perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting,
misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina
dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama
penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
III. GEJALA
Gejala dan tanda-tanda pada masa perimenopause (perpindahan) antara lain
berupa:
- Gejolak panas (Hot flashes) terjadi akibat peningkatan aliran darah di
dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah
dan hangat disertai keringat yang berlebihan.
Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai - Pusing
- Siklus haid tidak teratur dan pembawaan sifat pelupa
- Perasaan tegang disertai nyeri otot dan sendi.
- Perasaan mudah tersinggung dan rasa seperti ditusuk-tusuk jarum
- Depresi dengan sakit kepala/migraine
- Kurang percaya diri/dispareunia
- Susah tidur bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar
estrogen.
Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur. - Adanya atrofi vagina dan Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
- Mudah lelah dan kurang tenaga
- Disertai gatal daerah labia
- Napas pendek
- Keputihan
- Gelisah
- Kandung kemih disuria karena Peradangan kandung kemih.
- Osteoporosis (pengeroposan tulang). Resiko tinggi terjadinya osteoporosis ditemukan pada wanita yang:
- kurus
- merokok
- mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
- mengkonsumsi kortikosteroid
- memiliki asupan kalsium yang rendah
- jarang berolah raga.
Cedera ringan bisa menyebabkan fraktur (patah tulang). Fraktur paling sering terjadi pada tulang belakang, pinggul dan pergelangan tangan.
- merokok
- mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
- mengkonsumsi kortikosteroid
- memiliki asupan kalsium yang rendah
- jarang berolah raga.
Cedera ringan bisa menyebabkan fraktur (patah tulang). Fraktur paling sering terjadi pada tulang belakang, pinggul dan pergelangan tangan.
- Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL
(kolesterol jahat) dan menurunnya kadar kolesterol HDL (kolesterol
baik). Estrogen bertanggungjawab terhadap pembentukan lapisan epitel
pada rongga rahim. Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti
dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi.
Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Tetapi hormon androgenik
yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal diubah menjadi estrogen dan kadang
hal ini menyebabkan perdarahan pasca menopause. Hal ini tidak perlu dirisaukan,
tetapi karena perdarahan pasca menopause bisa merupakan petunjuk adanya suatu
kelainan (termasuk kanker), maka dokter selalu memeriksa setiap perdarahan yang
terjadi setelah menopause.
Salah satu sebab utama penurunan kondisi fisik perempuan adalah akibat
makin hilangnya hormon estrogen yang selama ini bisa mempertahanakan kemudaan
orang. Pada usia yang sama, anehnya proses-proses seperti itu tidak terjadi
pada pria secepat pada perempuan.
Fungsi ganda indung telur memproduksi hormon dan alat reproduksi sudah
makin menurun fungsinya. Dalam bahasa ilmiah, penyebab terjadinya menopause
adalah habisnya bosit dan folikel primordial pada indung telur sehingga
berakibat berhentinya produk siestrogen.
IV. PENANGANAN PADA USIA MENOPAUSE
Pada usia 45 tahun itulah perempuan dianjurkan mengonsumsi obat hormonal
maupun melakukan terapi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung hormon
estrogen. Di Indonesia banyak makanan dan tumbuhan yang bisa dimanfaatkan yaitu
tempe, pepaya, bengkuang, dan buah terong yang biasanya digunakan untuk
sayuran.
Suplementasi estrogen melalui obat diperlukan bagi perempuan menopause yang
mengalami gangguan serius. Dianjurkan, langkah preventif sejak usia 45
dilakukan daripada cara pengobatan dengan mengeluarkan bulanan untuk satu strip
obat berisi 30 butir.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di
laboratorium).
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal).
Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron
memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan
dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadai perdarahan abnormal dari
vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron
bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium
Ada proses yang pasti terjadi pada perempuan yaitu proses osteoporosis. Secara
umum, perempuan akan kehilangan massa tulangnya antara 40-60 persen, lebih
besar dibanding pria. Oleh sebab itu mengbnsumsi kalsium penting sekali pada
usia setengah baya.
Dan untuk mendapatkan hubungan seksual yang tetap harmonis pada usia 51
tahun, selain mengonsumsi buah-buahan seperti jus pepaya atau jus bengkuang
misalnya, beberapa kelompok olahraga usia lanjut di berbagai kota membuktikan
pulihnya otot-otot dan hormon perempuan .
Biasanya estrogen dan progesteron diberikan setiap hari. Jadwal pemberian
ini biasanya akan menyebabkan perdarahan vagina yang tidak teratur pada 2-3
bulan pertama dari terapi, akan tetapi sesudahnya perdarahan biasanya akan
berhenti.
Atau pemberian estrogen dan progesteron bisa dilakukan secara bergantian; selama 2 minggu setiap hari minum estrogen lalu selama beberapa hari minum progesteron dan estrogen, kemudian beberapa hari di akhir bulan sama sekali tidak minum estrogen maupun progesteron. Dengan jadwal ini, perdarahan vagina terjadi pada hari dimana hormon tidak diminum. Progesteron tersedia dalam bentuk tablet atau suntikan melalui otot. Efek samping dari progesteron adalah perut kembung, sakit payudara, sakit kepala, perubahan suasana hati dan jerawat.
Atau pemberian estrogen dan progesteron bisa dilakukan secara bergantian; selama 2 minggu setiap hari minum estrogen lalu selama beberapa hari minum progesteron dan estrogen, kemudian beberapa hari di akhir bulan sama sekali tidak minum estrogen maupun progesteron. Dengan jadwal ini, perdarahan vagina terjadi pada hari dimana hormon tidak diminum. Progesteron tersedia dalam bentuk tablet atau suntikan melalui otot. Efek samping dari progesteron adalah perut kembung, sakit payudara, sakit kepala, perubahan suasana hati dan jerawat.
Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan
pada wanita yang menderita:
- atau pernah menderita kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
- perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
- penyakit hati akut
- penyakit pembekuan darah
- porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
- atau pernah menderita kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut
- perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti
- penyakit hati akut
- penyakit pembekuan darah
- porfiria intermiten akut.
Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi.
BAB III
KLIMAKTERIUM
I.
Definisi
Klimakterium adalah masa yang bermula atau masa peralihan dari tahap
reproduksi sampai berakhir pada awal senium, yaitu pada wanita berumur 40 – 65
tahun.
dimana:
- ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur
- aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti
- pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang.
- ovarium (indung telur) berhenti menghasilkan sel telur
- aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti
- pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesteron) berkurang.
Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala
dari menurunnya fungsi ovarium ini ditandai dengan hentinya menstruasi pada
seorang wanita yang disebut menopause. Waktu 4 – 5 tahun sebelum menopause
disebut masa premenopause, sedangkan 3 – 5 tahun setelah menopause disebut masa
pasca menopause.
II. Etiologi
Sebelum seorang wanita tersebut menopause, maka akan terjadi beberapa
perubahan pada ovariumnya seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Penurunan fungsi dari ovarium
tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab
rangsangan Gonadotropin, keadaan ini menyebabkan terganggunya interaksi
hipotalasmus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum,
kemudian produksi steroid ovarium menurun sehingga reaksi umpan balik negatif
terhadap hipotalasmus berkurang, keadaan ini dapat meningkatkan produksi FSH dan
LH
III. Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari defisiensi estrogen dapat berupa gangguan
Neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik dan gangguan siklus haid.
Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai:
Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai:
-Gejolak panas keringat banyak
-Rasa kedinginan
-Sakit kepala
-Berdebar-debar
-Jari atrofi
-Gangguan usus.
Gangguan psikis muncul dalam bentuk:
-Mudah tersinggung
-Depresi
-Kelelahan
-Sulit tidur.
Gangguan somatic:
-Amenorhea atau gangguan haid
-Inkontinensia urine
-Disuria
-Osteoporosis
-Artritis dan
aterosklerosis.
IV. Diagnosis
Diagnosis sindroma klimakterium ditegakkan berdasarkan umur dan keluhan
yang timbul. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan adanya peningkatan kadar
FSH serum. FSH biasanya meningkat 10 – 20 kali lebih banyak, sedangkan LH
meningkat 5 – 6 kali lebih banyak. Secara endokrinologia, masa klimakterium
ditandai oleh menurunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
Gonadotropin.
V. Penatalaksanaan
Pengobatan dasar dari sindroma klimakterium ini meliputi :
*Psikoterapi
*Sedativa – psikofarmaka
*Sedativa – psikofarmaka
*Balneoterapi (pengaturan diet)
*Substitusi hormonal.
Atas dasar bahwa sindroma klimakterium terutama disebabkan oleh kekurangan
hormon estrogen, maka pilihan utama untuk pengobatannya adalah:
*Pemberian substitusi estrogen dengan syarat wanita
tersebut tidak menderita tumor yang bergantung pada estrogen estrogen
dependent) misalnya : adanya mioma uteri.
VI. Komunikasi Pada Wanita Menopause dan Klimakterium
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium adalah:
Pelaksanaan komunikasi pada wanita menopause dan klimakterium adalah:
a. Deteksi dini terhadap gangguan yang terjadi
pada masa ini
b. Pemberian informasi tentang pelayanan kesehatan
yang dapat dikunjungi
c. Membantu klien dalam pengambilan keputusan
d. Pemakaian alat bantu dalam pemberian KIE
e. melakukan komunikasi dengan pendekatan
biologis, psikologis dan sosial budaya.
a. Prinsip komunikasi pada masa menopause adalah :
1.
Fungsi
kognitif terdiri dari: kemampuan belajar (learning), kemampuan pemahaman
(comprehension), kinerja (performance), pemecahan masalah (problem solving),
daya ingat (memory), motivasi, pengambilan keputusan, kebijaksanaan.
2.
Fungsi
afektif, fenomena kejiwaan yang dihayati secara subyektif sebagai sesuatu yang
menimbulkan kesenangan atau kesedihan.
3.
Fungsi
konatif (psikomotor), fungsi psikis yang melaksanakan tindakan dari apa yang
diolah melalui proses berpikir dan perasaan ataupun keduanya.
b. Komunikasi Pada Wanita dengan Gangguan
Sistem Reproduksi
Wanita dengan
gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau perubahan yang bersifat
fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang terjadi seperti
keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan
perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan
masalah-masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan
komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi adalah penjelasan
kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan
sehubungan dengan gangguan reproduksi, pemberian informasi tentang layanan
kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause
Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Suparyanti, R. 2008. Handout Komunikasi Pada Bayi dan Anak.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Fitramaya.
Buku ilmu kandungan tahun 2008 (bina pustaka
Sarwono prawiroharjo)
0 comments:
Post a Comment