BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
sejahtera (Wiyono, 1997). Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan
kepada para akseptor KB antara lain suntikan, alamiah, AKDR, implant,
kontrasepsi mantab (MOP dan MOW) dan pil KB. Dari semua kunjungan akseptor KB.
KB suntik kombinasi memiliki kontrasepsi sekitar pada 1 bulan terakhir ini.
Oleh karena itu akan ditulis asuhan kebidanan pada Ny. “I” akseptor KB suntik
kombinasi.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik
kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2 Tujuan
Khusus
1.2.2.1 Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB
suntik kombinasi.
1.2.2.2 Dapat menetapkan
diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
1.2.2.3 Dapat menetapkan
tindakan segera.
1.2.2.4 Dapat menetapkan
diagnosa potensial.
1.2.2.5 Dapat merencanakan
asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
1.2.2.6 Dapat melaksanakan
asuhan kebidanan yang telah disusun.
1.2.2.7 Dapat mengevaluasi
asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
1.3 PELAKSANAAN
Asuhan kebidanan ini disusun pada saat prektik di
Poskesdes Juli pada tanggal 29 Juli s/d
25 Agustus 2010.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan studi kasus ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KB
2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik kombinasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa dan Masalah
3.3 Diagnosa Potensial
3.4 Tindakan Segera
3.5 Planning
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KB
2.2 Konsep dasar Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik kombinasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa dan Masalah
3.3 Diagnosa Potensial
3.4 Tindakan Segera
3.5 Planning
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB 4 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KB
2.1.1 Pengertian
Keluarga
Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia, sejahtera (Wiyono, 1997).
2.1.2 Tujuan KB
2.1.2.1 Tujuan Demografis
Yaitu dapat dikendalikannya
tingkat pertumbuhan penduduk sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan
tersebut telah ditetapkan suatu target demografi berupa penurunan angka
fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990.
2.1.2.2 Tujuan Normatif
Yaitu dapat dihayati norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi
falsafah hidup masyarakat Indonesia (Mochtar, 1998).
2.1.3 Sasaran KB
2.1.3.1 Sasaran Langsung
Yaitu pasangan usia subur
(PUS) agar mereka menjadi peserta keluarga berencana lestari sehingga
memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas.
2.1.3.2 Sasaran Tidak
Langsung
Yaitu organisasi-organisasi
kemasyarakatan, instansi pemerintahan maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat
(Wanita dan Pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses
pembentukan sistem keluarga kecil bahagia sejahtera (Mochtar, 1998).
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Kontrasepsi
2.1.4.1 Faktor-faktor
Motivasi dan Rehabilitasi
1. Umur
2. Gaya hidup
3. Frekuensi senggama
4. Jumlah keluarga yang diinginkan
5. Pengalaman kontrasepsi yang lalu
6. Sikap kewanitaan dan kepriaan
2. Gaya hidup
3. Frekuensi senggama
4. Jumlah keluarga yang diinginkan
5. Pengalaman kontrasepsi yang lalu
6. Sikap kewanitaan dan kepriaan
2.1.4.2 Faktor kesehatan,
kontraindikasi, absolut dan relatif
1. Riwayat haid
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Pemeriksaan flek dan panggul
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Pemeriksaan flek dan panggul
2.1.4.3 Faktor metode
kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1. Efektivitas
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Kerugian
5. Biaya
2. Efek samping minor
3. Komplikasi-komplikasi yang potensial
4. Kerugian
5. Biaya
2.1.5 Syarat Metode Kontrasepsi Yang Baik
2.1.5.1 Aman dan tidak
berbahaya
2.1.5.2 Dapat diandalkan
2.1.5.3 Sederhana
2.1.5.4 Murah
2.1.5.5 Dapat diterima orang
banyak
2.1.5.6 Pemakaian jangka
panjang (Hartono, 1994)
2.1.6 Macam-Macam Metode Kontrasepsi
2.1.6.1 Metode Sederhana
Terdiri
dari 2 macam yaitu dengan alat seperti kondom pria, kondum wanita, d iafragma, servical cap, dan tanpa alat
seperti metode alami, coitus interuptus.
2.1.6.2 Metode Modern
Terdiri atas kontrasepsi hormonal,
seperti pil KB, KB suntik, implant, AKDR/IUD, kontrasepsi mantab, seperti MOW
dan MOP.
2.1.7 KB Suntik Kombinasi
2.1.7.1 Pengertian
KB
Suntik Kombinasi Adalah 25 mg deponaroxi progesteron acetat dan 1 mg estradiol
sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebutan seklai (cyclofem) dan 50 mg
nereticinicon enafat dan 5 mg estradiol valenat yang diberikan injeksi 1 M sebutan
sekali (Saifuddin, 2003).
2.1.7.2 Efektivitas
Sangat efektif (0.1 – 0.4 kehamilan
per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin, 2003).
2.1.7.3 Mekanisme
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.
4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba
(Saifuddin, 2003).
2. Membuat lendir menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implementasi terganggu.
4. Penghambatan transportasi gamet oleh tuba
(Saifuddin, 2003).
2.1.7.4 Keuntungan
1. Risiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidak menyimpan obat suntik
7. Mengurangi jumlah perdarahan
8. Mengurangi nyeri pada saat haid
9. Mencegah anemia (Saifuddin, 2003)
2.1.7.5 Kerugian
1. Terjadi perubahan pada haid
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.
3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan.
4. Penambahan berat badan.
5. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian (Saifuddin, 2003)
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidak menyimpan obat suntik
7. Mengurangi jumlah perdarahan
8. Mengurangi nyeri pada saat haid
9. Mencegah anemia (Saifuddin, 2003)
2.1.7.5 Kerugian
1. Terjadi perubahan pada haid
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti hilang setelah suntikan kedua dan ketiga.
3. Ketergantungan klien terhadap petugas kesehatan.
4. Penambahan berat badan.
5. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian (Saifuddin, 2003)
2.1.7.6 Indikasi
1. Usia reproduksi
2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi
2. Setelah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4. Mengyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lelah menggunakan pil kontrasepsi
2.1.7.7 Kontraindikasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit haid akut (virus hepatitis)
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung,stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan payudaya. (Saifuddin, 2003)
2. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
4. Penyakit haid akut (virus hepatitis)
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung,stroke atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan payudaya. (Saifuddin, 2003)
2.2 KONSEP DASAR
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK
KOMBINASI
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Subyektif
1. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan
suami mulai dari nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,
alamat, no. telp.
2. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang
berhubungan dengan penggunaan KB suntik kombinasi tersebut antara lain
amenorea/ perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya
BB.
3. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi
akseptor KB lain sebelum menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi
akseptor KB tersebut.
4. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
5. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa,
siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dysmenorhea atau tidak, flour
albus atau tidak.
6. Riwayat Kesehatan dan Riwayat
Klien
Dikaji apakah klien menderita
penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan TBC.
7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit
Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada
yang menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara.
8. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola
eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual, pola
personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
2.2.1.2 Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi,
pernafasan, BB, TB, suhu badan, kesadaran.
2. Pemeriksaan Khusus
§
Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterus.
§
Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
§
Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada
payudara.
§
Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat
dan diraba adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
§
Ekstrimitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas
bawah dan ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstrimitas bawah.
2.2.2 Diagnosa dan Masalah
2.2.2.1 Diagnosa
Akseptor KB suntik 1
bulan.
2.2.2.2 Masalah
§
Amerorhea
§
Spotting
§
Meningkat/menurunnya BB
2.2.2.3 Diagnosa Potensial
Tidak ada
2.2.2.4 Tindakan Segera
Tidak ada
2.2.3 Planning
2.2.3.1 Jelaskan hasil
pemeriksaan pada klien
Rasional : Klien mengetahui
keadaan dan kondisinya.
2.2.3.2 Siapkan alat (spuit,
kontrasepsi suntik kombinasi, jarum suntik, kapas alkohol).
Rasional : Alat tersebut
diperlukan pada saat injeksi KB suntik kombinasi.
2.2.3.3 Siapkan klien
(anjurkan klien tidur miring)
Rasional : Klien merasa
nyaman waktu diinjeksi.
2.2.3.4 Siapkan petugas
(cuci tangan)
Rasional : Mencegah
terjadinya infeksi
2.2.3.5 Berikan injeksi pada
daerah gluteal secara 1 M dalam yang sebelumnya dibersihkan
dengan
kapas alkohol 70%.
Rasional : Didaerah gluteal
terdapat muskulus yaitu muskulus maximus.
2.2.3.6 Anjurkan pada klien
untuk tidak memijat daerah yang disuntik.
Rasional : Apabila dilakukan pemijatan pada daerah yang
disuntik obat akan terlalu cepat diserab.
2.2.3.7 Buang jarum dan
spuit dalam kotak/tempat tahan tusuk
Rasional : Untuk mencegah terjadinya
infeksi.
2.2.3.8 Anjurkan pada klien
untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi.
Rasional : KB suntik
kombinasi diberikan dengan interval dengan waktu 1 bulan.
2.2.3.9 Cuci tangan setelah
melakukan injeksi
Rasional : Untuk mencegah
terjadinya infeksi.
2.2.3.10 Berikan konseling
tentang masalah/keluhan klien
Rasional : Klien mendapatkan
penjelasan atas masalahnya dan klien merasa tenang.
2.2.4 Implementasi
Melakukan rencana asuhan kebidanan yang disusun sesuai
rencana dan melakukan follow up.
2.2.5 Evaluasi
BAB III
TINJUAUAN KASUS
TINJUAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Pada tanggal : 22 Agustus Pukul : 16.30 WIB
Pada tanggal : 22 Agustus Pukul : 16.30 WIB
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Identitas
Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Aceh Suku : Aceh
Pendidikan : SMA Pendidikan : STM
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Desa Mns. Lampoh KM.5 Juli Bireuen
Nama : Ny. I Nama Suami : Tn. H
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Aceh Suku : Aceh
Pendidikan : SMA Pendidikan : STM
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Desa Mns. Lampoh KM.5 Juli Bireuen
3.1.1.2 Keluhan Utama
Tidak ada keluhan.
3.1.1.3 Riwayat KB
Klien mengatakan sebelum
menggunakan KB suntik ia tidak menggunakan KB lain.
3.1.1.4 Riwayat Menstruasi
Menarche : 12
tahun Warna : merah
Siklus : 28 hari Sifat : encer
Lama : ± 5 hari Dysmenorea : tidak
Flour albus : tidak
Siklus : 28 hari Sifat : encer
Lama : ± 5 hari Dysmenorea : tidak
Flour albus : tidak
3.1.1.5 Riwayat Kesehatan
dan Penyakit Klien
Klien mengatakan ia tidak menderita
penyakit sistemik seperti hipertensi, hepatitis, asma, jantung, ginjal, TBC,
maupun kanker payudara.
3.1.1.6 Riwayat Kesehatan
dan Penyakit Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit sistemik seperti, hipertensi, hepatitis,
asma, jantung, ginjal, TBC, maupun kanker payudara.
3.1.1.7 Pola Kehidupan
Sehari-hari
1. Pola Eliminasi
Klien mengatakan BAB 1 x sehari dan BAK ± 6 x/hari, dan tidak ada gangguan.
2. Pola Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 x/hari dengan menu sepiring nasi, ikan dan sayur,kadang-
Klien mengatakan BAB 1 x sehari dan BAK ± 6 x/hari, dan tidak ada gangguan.
2. Pola Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 x/hari dengan menu sepiring nasi, ikan dan sayur,kadang-
kadang makan
buah.
3. Pola Istirahat
Klien istirahat ± 10 jam/hari, tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
4. Pola Aktivitas
Klien mengatakan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
3. Pola Istirahat
Klien istirahat ± 10 jam/hari, tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam.
4. Pola Aktivitas
Klien mengatakan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
5. Pola Aktivitas
Seksual
Klien mengatakan melakukan hubungan seksual 2 – 3 x/minggu
6. Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari.
7. Kebiasaan Sehari-hari
Klien mengatakan ia tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, tidak
Klien mengatakan melakukan hubungan seksual 2 – 3 x/minggu
6. Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari.
7. Kebiasaan Sehari-hari
Klien mengatakan ia tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, tidak
mengkonsumsi
obat-obatan terlarang dan tidak minum jamu.
3.1.2 Data Obyektif
3.1.2.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
3.1.2.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB :
56 kg
TTV : TD : 120/70 mmHg TB : 155 cm
N : 88 x/menit S : 36oC
RR : 24 x/menit
TTV : TD : 120/70 mmHg TB : 155 cm
N : 88 x/menit S : 36oC
RR : 24 x/menit
3.1.2.2 Pemeriksaan Khusus
§
Wajah : tidak oedem, conjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
chloasma.
§ Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
§ Dada : bentuk payudara
simetris, tidak ada massa
§
Abdomen : tidak ada pembesaran pada uterus
§ Genetalia : tidak ada
condilomalata, tidak ada condiloma aquminata, tidak ada infeksi kelenjar
bartholini dan kelenjar skene, anus tidak ada hemoroid.
§ Ekstrimitas : tidak
oedem pada ekstrimitas atas maupun bawah serta tidak ada varices pada
ekstrimitas bawah.
3.2 DIAGNOSA DAN MASALAH
3.2.1 Diagnosa
3.2.1 Diagnosa
Akseptor KB suntuk 1
bulan
3.2.2 Masalah
Tidak ada
3.3 DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
3.4 TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
3.5 PLANNING
1.
Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
2.
Siapkan alat (spuit, jarum suntik, kontrasepsi 1
bulan, kapas alkohol).
3. Siapkan klien, sarankan
untuk tidur miring/tengkurap.
4.
Siapkan petugas (cuci tangan), lalu mendesinfeksi bagian yang akan disuntik
5. Berikan injeksi pada
bagian/daerah gluteal secara I M, dan melakukan aspirasi terlebih dahulu.
6.
Anjurkan pada klien agar tidak memijat bagian yang diinjeksi
7.
Spool spuit dengan larutan closin 0.5%, kemudian buang jarum dan spuit
8.
Cuci tangan setelah melakukan injeksi
9.
Anjurkan klien untuk datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi yaitu tanggal 22
Nov 2010.
3.6 IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Keterangan Paraf 22 Agustus 2010.
1.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien
2.
Menyiapkan alat (spuit, jarum, kapas alkohol, kontrasepsi suntik 1 bulan).
3.
Menyiapkan klien
4.
Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
5.
Memberikan injeksi pada gluteal secara IM dengan melakukan aspirasi
terlebih dulu pada daerah yang telah didesinfeksi
6.
Menganjurkan pada klien untuk tidak memijat bagian yang telah diinjeksi.
7.
Spuit dispool dengan larutan klorin 0.5% dan membuang pada kotak yang tahan
tusuk.
8.
Mencuci tangan setelah melakukan injeksi
9.
Menganjurkan pada klien untuk datang lagi tanggal 22 Nov 2010.
10.
Memberikan penjelasan tentang efek samping KB suntik 1 bulan.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 22 Agustus 2010 Jam : 17.00 WIB
Tanggal : 22 Agustus 2010 Jam : 17.00 WIB
S : Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
telah diberikan.
O : Klien dapat mengulang apa yang telah dijelaskan
A : Akseptor KB 1 bulan
P : Berikan injeksi ulang 1 bulan lagi.
O : Klien dapat mengulang apa yang telah dijelaskan
A : Akseptor KB 1 bulan
P : Berikan injeksi ulang 1 bulan lagi.
BAB IV
SIMPULAN
Dari uraian tentang masalah
penerapan manajemen kebidanan dalam memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam melakukan pengkajian
diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun hubungan saling percaya
antara klien dengan bidan.
2. Dalam menganalisa data
dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah dan kebutuhan klien yang
sesuai.
3. Dalam menyusun rencana
tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada kerjasama yang baik dengan
klien.
4. Pelaksanaan tindakan
disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada perencanaan tindakan
yang disusun.
5. Hasil evaluasi dan kegiatan
yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan asuhan
kebidanan dan pelaksanaan diagnosa.
DAFTAR PUSTAKA
Hartantao, Hanafi, 1994. Kontrasepsi dan Keluarga
Berencana. Jakarta.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan
Sosial Jilid II. Jakarta
: EGC.
Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga University
Press.
0 comments:
Post a Comment