BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi / pengebalan adalah
suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu
dengan menyuntikkan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang
dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan
kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit : Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri
(indrak), Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis
(TBC), Hepatitis B dan untuk mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh wabah yang
sering berjangkit.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Setelah kita pelajari semua tentang imunisasi
diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan bayi dengan imunisasi
BCG.
1.2.2
Tujuan khusus
1.
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data.
2.
Mahasiswa mampu memberikan analisa data untuk
menentukan diagnosa.
3.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan
segera.
5.
Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan
diagnosa.
6.
Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang
dibuat.
7.
Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah
dilaksanakan.
1.3 Metode penulisan
1.3.1
Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
yang terjadi.
1.3.2
Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik.
1.3.3
Sumber
data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan.
1.3.4
Sumber teori dari literature.
1.4 Ruang lingkup
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka
penyelesaian tugas
1.5 Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi
: Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Ruang lingkup, dan
Sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi
: Konsep dasar imunisasi, Konsep dasar asuhan kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Analisa data/ Diagnosa, Diagnosa
potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, dan
Evaluasi.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi : Kesimpulan, Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Imunisasi
2.1.1 Pengertian
Imunisasi / pengebalan adalah
suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu
dengan menyuntikkan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan /
kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit tertentu.
2.1.2 Tujuan
Imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakit :
a. Poliomyelitis
(kelumpuhan).
b. Campak
(measles)
c. Difteri (indrak)
d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit.
2.1.3 Manfaat
a. Manfaat untuk anak
Mencegah
penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan
kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil
apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak
dengan aman.
c. Manfaat untuk negara
Memperbaiki
tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap
bangsa didunia.
2.1.4 Macam Vaksin dan Cara Pemberian
a. Vaksin
Polio
Bibit
penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan oleh banyak
negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah diselamatkan) vaksin
berbentuk cairan.
Kemasan
sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1 ampul.
b. Vaksin Campak
Bibit
penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah
vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan kering
untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus
terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku
kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin
tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya
cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam.
c. Vaksin
BCG
Vaksin
BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri.
Vaksin
BCG adalah vaksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk.
Vaksin
BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC),
Dibuat
dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett
Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4
cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila terkena sinar matahari
langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertiga bagian lengan kanan atas.
d. Vaksin Hepatitis B
Bibit
penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat
dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami
proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan.
Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C.
e. Vaksin
DPT, TT, dan DT
Terdiri
toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut “triple
vaksin”. Vaksin DPT disimpan
pada suhu 2,8°C kemasan yang digunakan :
- 5 cc untuk DPT
- 5 cc untuk TT
- 5 cc untuk DT
Pemberian
imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.
f. Vaksin toxoid difteri
Vaksin
ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh bakteri yang
memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang telah
dilemahkan. Vaksin difteri
akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh panas.
g. Vaksin pertusis
Merupakan
bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah bakteri vaksin dibuat
dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak, bila terkena panas, sama
seperti vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan vaksin yang
paling mudah rusak.
h. Vaksin
tetanus
Vaksin
ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri
yang memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin tetanus yang telah
dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan akan rusak bila terkena
panas.
2.1.5 Indikasi Imunisasi
Gizi
kurang, alergi terhadap mono vaksin, misalnya makanan dan obat-obatan.
2.1.6 Kontra Indikasi
a. BCG : Sakit kulit (luka) di tempat suntikan
b. DPT 1 : Panas lebih dari 38°C, riwayat kejang demam
c. DPT 2 atau 3 : Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT
(misalnya suhu tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran, shock).
d. DT : Tidak ada
e. TT : Tidak ada
f. Polio : Diare
g. Campak : Riwayat kejang demam, panas lebih dari 38°C
h. Hepatitis
B : Tidak ada
2.1.7 Penyimpanan Vaksin, Masa Simpan
dan Suhu
Vaksin
|
Di Prov dengan listrik sampai 3 bulan
|
Di prov dengan listrik sampai 2 bulan
|
Di Puskesmas dengan listrik sampai 1 bln
|
Polio
oral campak
|
- 20°C sampai – 25°C
|
+
2°C sampai +8°C
|
|
DPT
DT
BCG
TT
Hep.
B
|
+2°C
sampai + 8°C
|
|
+2°C
sampai +8°C
|
2.1.8 Dosis, Jumlah dan Waktu
Pemberian Serta Efek Samping
a. BCG
Umur : 0 –
11 bln
Dosis : 0,05
cc
Cara : Intrakutan,
lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu
kali
Efek samping :
1. Reaksi
normal
Bakteri
BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah
2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi
luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan
sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang
terjadi peradangan setempat yang agak
berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar
limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang
terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika
anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin
terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat
imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
b. DPT
Umur : 2 – 11 bln
Dosis : 0,05 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang
pemberian : Minimal 4 minggu
Efek
samping :
1. Panas
Kebanyakan
anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi
panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal
dan dimandikan dengan cara ngelap dengan kain yang dicelupkan ke air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian
anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila
pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan
peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :
- Jumlah tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan
diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi
kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi
yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh
komponen dari vaksin DPT.
c. Polio
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang
waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek
samping :
Bila
anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada
gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
d. Hepatitis B
Umur : Mulai umur 0 bulan
Dosis : 0, 5 cc / pemberian
Cara : Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah
suntikan : 3 x
Selang
pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.
Efek
samping : tidak ada
e. Campak
Umur : 9 bln.
Dosis : 0, 5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumlah
suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi
tidak dicampur dalam 1 spet.
Efek
samping vaksin campak : panas dan
kemerahan.
Anak-anak
mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai
kemerahan seperti penderita campak ringan.
2.1.9 Jadwal
Pemberian Imunisasi
Vaksin
|
Pemberian Imunisasi
|
Selang Waktu
|
Umur
|
BCG
|
1 x
|
|
0 – 11 bulan
|
DPT
|
3 x (1, 2, 3)
|
4 mgg
|
2 – 11 bulan
|
Polio
|
4x (1, 2, 3, 4)
|
4 mgg
|
0 – 11 bulan
|
Campak
|
1 x
|
|
9 – 11 bulan
|
Hep.
B
|
3 x (1, 2, 3)
|
4 mgg
|
0 – 11 bulan
|
2.2 Konsep
Dasar Asuhan Kebidanan
Adalah aktivitas / intervensi
yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau
permasalahan khususnya bidang KIA / KB.
2.2.1 Pengkajian
Merupakan langkah awal dan
komponen terpenting dalam memberikan asuhan kebidanan.
A. Data
Subjektif
1. Identitas
* Bayi
- Nama bayi
-
Tempal, tanggal lahir
- Umur
- Jenis kelamin
* Orang tua
- Nama ibu
|
|
- Nama ayah
|
- Umur
|
|
- Umur
|
- Suku / Bangsa
|
|
- Suku / Bangsa
|
- Agama
|
|
- Agama
|
- Pendidikan
|
|
- Pendidikan
|
- Pekerjaan
|
|
- Pekerjaan
|
- Alamat
|
|
- Alamat
|
2. Keluhan
utama
3. Riwayat
penyakit sekarang
4. Riwayat
penyakit keluarga
5. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
6. Riwayat
imunisasi yang lalu
7. Pola
aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
b. Pola aktivitas
c. Pola eliminasi
d. pola istirahat
e. Personal hygiene
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
a. Keadaan umum
b. Suhu
c. Pernafasan
d. BB
e. Nadi
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut
e. Hidung
f. Leher
g. Dada
h. Ekstremitas
i. Genetalia
2.2.2 Diagnosa
Masalah
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan.
2.2.3 Mengidentifikasi
Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi
masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah
potensial yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
2.2.4 Tindakan
Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
2.2.5 Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan
menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi /
diantisipasi.
2.2.6 Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan efisien
dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan
evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Anamnesa tanggal : 06 Maret 2011 Jam :
08.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama bayi : By “S”
Tempat dan tanggal lahir : jeunieb, 07 juli 2010
Umur : 5 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama
ibu
|
:
Ny. “N”
|
|
Nama
ayah
|
:
Tn. “L”
|
Umur
|
:
28 th
|
|
Umur
|
:
30 th
|
Suku / Bangsa
|
: Aceh / Indonesia
|
|
Suku
/ Bangsa
|
:
Aceh / Indonesia
|
Agama
|
:
Islam
|
|
Agama
|
:
Islam
|
Pendidikan
|
:
SMA
|
|
Pendidikan
|
:
SMA
|
Pekerjaan
|
:
IRT
|
|
Pekerjaan
|
:
Swasta
|
Alamat
|
:
Jeunieb
|
|
Alamat
|
:
Jeunieb
|
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya
dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat.
3. Riwayat
penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan bayinya dalam
keadaan sehat
4. Riwayat
penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa
dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan menurun dan
menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma, Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi.
5. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
|
Suami ke
|
Usia kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
♀/ ♂
|
BB/PB
|
Umur Sekarang
|
Meneteki
|
KB
|
1
|
1
|
9 bln
|
Spontan B
|
Bidan
|
♀
|
2800 kg/ 49 cm
|
5 bulan
|
5 bulan
|
-
|
6. Riwayat
imunisasi yang lalu
Ibu klien mengatakan bayinya
sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis I, polio I tanggal 07 – 07 – 2010.
7. Pola
aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu klien mengatakan bayinya
minum ASI dan diberi sesuai dengan kebutuhan bayi
b. Pola aktivitas
Ibu klien mengatakan bayinya
aktif, tidak lemah, jika dipanggil memberi respon, menangis seperti biasa,
reflek normal, dan pergerakannya banyak.
c. Pola eliminasi
BAB : Ibu
klien mengatakan bayinya BAB 1 x / hari, lembek, warna kuning tengguli.
BAK : Ibu
klien mengatakan bayinya BAK 5 – 6 x /
hari, cair, warna kuning, lancar, bau pesing.
d. Pola istirahat
Ibu klien mengatakan bayinya tidur ± 19 jam.
e. Personal hygiene
Ibu klien mengatakan
bayi mandi 2 x / hari, ganti baju dan popok setiap buang air besar dan kecil.
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Suhu : 365°C
c. Pernafasan : 32x / menit.
d. Nadi : 140 x/menit
e.
BB
: 2900 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Rambut bersih, tipis
b. Mata : Simetris,
tidak ikterus
c. Telinga : Simetris
d. Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis
e. Hidung : Simetris
f. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
g. Dada : Simetris
h. Ekstremitas : Lengkap tidak ada kelainan, simetris
i. Genetalia
: Tidak
ada kelainan.
3.2 INTERPRETASI DATA
Dx : bayi
dengan imunisasi BCG
DS : Ibu
mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya yang lahir 9 bulan lalu pada tanggal
06 Maret 2011 dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat.
DO : Keadaan umum baik.
TTV : S :
365°C
BB : 2900 gr
RR : 32
x / menit
PB : 51 cm
N : 140
x / menit
3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak
ada
3.5 INTERVENSI
Tgl/jam
|
Diagnosa
|
Intervensi |
Rasional
|
06-03-11
08.30
|
Bayi dengan imunisasi BCG
|
Tujuan : Setelah
dilakukan imunisasi ± 10 menit diharapkan tidak terjadi komplikasi
pada bayi.
Kriteria : - Timbul benjolan dengan diameter tidak lebih
dari 0,5 cm.
- KU : baik
- TTV:
S :
365°C
BB : 2900 gr
RR : 32 x / menit PB : 51 cm
N : 140
x / menit
|
|
|
|
Rencana
tindakan
|
|
|
|
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan
ibu.
|
1. Menjalin
kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan.
|
|
|
2. Siapkan imunisasi BCG
|
2. Agar
proses imunisasi berjalan lancar.
|
|
|
3. Lakukan
imunisasi BCG dengan teknik yang benar.
|
3. Tidak
terjadi kesalahan penyuntikan.
|
|
|
4. Berikan HE tentang :
|
4. Agar
ibu tahu tentang keberhasilan dari imunisasi BCG
|
|
|
- Perawatan
luka bekas suntikan
|
|
|
|
- Fisiologis
imunisasi BCG
|
|
|
|
- Komplikasi
|
|
|
|
5. Jelaskan
untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya.
|
5. Ibu mengetahui bayinya masih memerlukan
imunisasi yang lain.
|
|
|
6.
Ingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB.
|
6.
Untuk menjaga kelahiran bayi sehingga memberi perhatian dan mengasuh secara
optimal.
|
3.6 IMPLEMENTASI
Tgl / jam |
Diagnosa
|
Implementasi |
06-03-11
08.30
|
Bayi dengan imunisasi BCG
|
1. Melakukan
pendekatan terapeutik pada klien dengan cara menyapa pasien dengan ramah,
tanyakan keluhannya.
2. Mempersiapkan
imunisasi BCG
Mempersiapkan
vaksin BCG, Spuit 1cc, kapas air DTT.
3. Melakukan
imunisasi BCG dengan teknik yang benar.
Tekniknya :
a. Mencuci
tangan
b. Menggedong
bayi dengan lengan kanan atas di buka.
c. Melakukan
desinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan kapas air DTT.
d. Melakukan
penyuntikan secara IC (Intra Cutan).
e. Memasukkan vaksin dengan dosis 0,05 ml.
4. Memberikan HE tentang
- Luka
bekas imunisasi jangan ditekan.
- 1
minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja.
- Kadang
terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
|
|
|
5.
Menjelaskan agar ibu dapat kembali untuk mendapatkan imunisasi DPT I,
HB II dan Polio.
|
|
|
6. Mengingatkan ibu klien untuk
segera mengikuti KB.
|
3.7 EVALUASI
Tanggal : 06-03-2011 Jam : 08.40
S : Ibu klien mengatakan bayinya sudah dilakukan
imunisasi BCG.
O : Keadaan
pasien baik.
S : 365°C
N : 140x
/ menit
RR : 32
x / menit
BB : 2900
gram
Terdapat gelembung bekas
imunisasi pada lengan kanan.
A : Bayi dengan imunisasi BCG
P : 1. Mengingatkan ibu HE tentang
- Luka
bekas imunisasi jangan ditekan.
- 1
minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja.
- Kadang terjadi peradangan setempat
yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
2. Mengingatkan ibu agar dapat kembali untuk
mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio.
3.
Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB untuk
menjaga jarak kelahiran.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan
pada By. S dengan imunisasi BCG, dapat ditarik kesimpulan :
Dalam
melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan diperlukan
peran ibu sebagai orang tua sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
menerangkan diagnosa kebidanan.
Dalam
analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada
tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka
tergantung pada kondisi bayi.
Pada
dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan
masalah yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus
tidak direncanakan.
Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan
dan perencanaan, akan tetapi tidak semua rencana dapat dilaksanakan. Pada kasus
nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klien akan melakukan sendiri
dirumah sesuai petunjuk.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan
kebidanan yang mana setelah penulis mengadakan evaluasi pada By. S dengan
imunisasi BCG, maka diharapkan ibu klien bersedia kontrol jika obat sudah habis
tapi bayi belum sembuh atau sewaktu-waktu jika ada keluhan sehingga dapat
dideteksi lebih dini jika terjadi komplikasi.
4.2 Saran
Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar
kebidanan lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan
kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik
dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa &.Berusaha membimbing semua
kelompok.
Bagi rumah sakit
Mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
- Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: EGC.
- Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. 1985. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
- Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
- Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
- Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
0 comments:
Post a Comment