A. Pengertian
Kontrasepsi Pil adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan
konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara
lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal,
penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam
rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal
intravaginal yang bersifat spermisid. Dari sekian banyak cara tersebut,
penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim,
merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama dikenal dan
efetivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi.
B. Kontrasepsi Oral
Ada 4 pil KB / kontrasepsi oral
:
- Pil KB / kontrasepsi oral tipe kombinasi
Terdiri dari
21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan
progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB / kontrasepsi oral
pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil
hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah
2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul
perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.
Penggunaan pada
siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan
pada hari pertama perdarahan haid.
- Pil KB / kontrasepsi oral tipe sekuensial
Terdiri dari
14-15 pil KB / kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil
berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
- Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil mini
Hanya berisi
derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22
pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi
- Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil)
Berisi
dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
C. Keunggulan
Pil KB plus CPA
dapat mengatur hormon estrogen dan progesteron (hormon reproduktif) serta
hormon androgen (penyebab jerawat dengan memproduksi minyak berlebihan pada
kulit). Pil KB plus CPA menghambat estrogen alami dan produksi progesteron oleh
ovarium sehingga menghambat pertumbuhan dan pelepasan folike. Selain itu, pil
KB plus CPA juga memblok efek androgen dan mengurangi jerawat baru dan bintik
hitam. "Oleh karena itu," lanjut Frizar, "pil KB dengan CPA merupakan
pilihan bagi wanita yang membutuhkan kontrasepsi dan ingin memiliki kulit yang
bersih".
D. Efek Pil Kb, Mitos Atau
Fakta
Begitu
banyak mitos berkembang seputar pil KB (Keluarga Berencana). Bahkan di negara
maju seperti Amerika Serikat (AS) pun masih diliputi mitos seperti pil KB
menyebabkan kegemukan, atau bikin kandungan kering. Survei Women's Health di AS
menyatakan 61 persen responden yakin pil KB menaikkan berat badan.
Faktanya,
tidak semua pil KB menyebabkan timbangan badan meningkat. Survei itu
membuktikan jumlah yang sama untuk perempuan yang kelebihan berat badan dan
yang menurun berat badannya.
Sementara data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) menunjukkan ada peningkatan hanya dua kilogram dalam siklus pemakaian
pil KB selama 36 bulan (tiga tahun). Kenaikan berat badan itu yang benar-benar
ditimbulkan dari pil tersebut, bukan karena makan. Ada juga mitos kandungan
kering, lantaran meminum pil itu menstruasi menjadi lebih sedikit dan lebih
pendek. Faktanya, pil KB bekerja sedemikian rupa hingga hormonnya diatur agar
siklus berjalan seperti itu. "Itu termasuk mitos yang banyak
dihembuskan," ungkap Wakil Ketua II PKBI, Sarsanto dalam perbincangan
mengenai kegemukan dan kandungan kering dengan SH di Jakarta belum lama ini.
Termasuk mitos pil KB sebagai pencetus kanker payudara. Menurut Sarsanto, ternyata perbandingannya sama antara orang yang minum pil kena kanker dan yang tidak minum pil. Hal yang serupa dilansir oleh National Cancer Institute yang menunjukkan tidak ada peningkatan signifikan risiko terkena kanker payudara pada perempuan 35-64 tahun yang tengah ataupun pernah menggunakan pil KB. Malah institut itu membuktikan kontrasepsi oral ini dapat mengurangi risiko kanker ovarium. Pendapat yang serupa diungkapkan Sarsanto.
E.
Jinis
1.
Jenis alat Kontrasepsi tsb antara lain :
a.
Kondom.
b.
Diafragma.
c.
Kondom Wanita.
d.
Suntikan.
e.
Susuk.
f.
IUD / AKDR (Alat kontrasepsi dalam Rahim)
g.
Pil spermisida (obat pembunuh sperma)
2.
Akdr / Iud (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Alat ini terbuat dari plastik dan tembaga yang berbentuk T
(oleh karena nya disebut Cuper T ), alat ini dengan suatu prosedur sederhana
dimasukkan kedalam rahim. Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemai nya sel
telur yang telah dibuahi di dalam Rahim. Alat ini cukup Efektif dengan
kemampuan sampai 97 - 98 % dalam mencegah kehamilan , adapun lama
pemakaiannya dapat sampai 4 - 5 tahun ,setelah itu kamu harus ganti
dengan yang baru.
Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang
telah dibuahi di dalam Rahim. Alat ini cukup Efektif dengan kemampuan sampai
97 - 98 % dalam mencegah kehamilan, adapun lama pemakaiannya dapat
sampai 4 - 5 tahun ,setelah itu kamu harus ganti dengan yang baru. Selama
pemakaian ybs akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri. Apakah alat
Kontrasepsi tsb masih berada dalam Rahim dengan cara meraba benang AKDR /
IUD tsb di dalam Vagina.
3. Pil
/ Tablet :
Pil / tablet kontrasepsi mengandung hormon sintetik yang
berfungsi un-tuk mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan
mengentalkan cairan leher Rahim. Sehingga menghambat sperma untuk masuk lebih
jauh ke dalam Rahim. Pil Kontrasepsi ini dipasaran tersedia dalam berbagai
jenis / merek dengan berbagai macam komposisi kadar hormonnya. Pada umumnya pil
ini terdiri dari 28 pil yang terdiri dari 21 pil yang berisi hormon dan 7
pil yang tidak berisi hormon. Pemakai diharuskan minum pil tsb setiap hari 1
pil dimulai dengan pil dengan tanda urutan pertama. Efektifitas pil ini dapat mencapai 98 -
99 persen ,pil ini dinyatakan aman selama pemakaian dibawah pengawasan dokter.
F.
Mamfaat
Banyak alat konstrasepsi
yang digunakan untuk mengendalikan kehamilan. Mulai dari cara alami tanpa
menggunakan alat, seperti dengan sistem kalender atau pantang berkala, hingga
menggunakan kondom, spiral, suntik atau pil. Masing-masing ada saja keluhan
efek sampingnya. Bila kita membicarakan masalah hormon yang terlintas di dalam
pikiran kita adalah sesuatu yang berhubungan dengan seks. Beberapa
kalangan merasa tabu untuk membicarakannya. Padahal zat satu ini sangat
dibutuhkan oleh setiap manusia, lelaki maupun perempuan. Dan pada perempuan,
hormon ternyata sangat membantu mereka dalam meningkatkan kualitas hidup.
Hormon bukan hanya
menjadi penanda kematangan usia seseorang, namun juga telah direkayasa menjadi
obat-obat tertentu. Obat kontrasepsi bagi perempuan misalnya, merupakan hormon
sintetis yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan masa ovulasi.
Kontrasepsi mana yang
efektif dan lebih aman digunakan? Pil kontrasepsi membuat kesuburan akan
kembali dengan cepat dan memiliki manfaat tambahan (nonkonsentraseptif). Supaya
lebih maksimal penggunaannya harus dilakukan secara konsisten dan diminum setiap
hari.
Untuk mengendalikan
kehamilan di Indonesia pil KB bukan pilihan utama bagi wanita.
Persentasinya lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan alat kontrasepsi
suntik. Berdasar data yang ada, pada th 2003 ada 35,2 persen pengguna
kontrasepsi suntikan di Indonesia sedang pil KB hanya 34,57 persen .
Selebihnya, IUD 15,8 persen, implant 10,2 persen, sterilisasi 5,5 persen, dan
kontrasepsi lain 1,0 persen.
0 comments:
Post a Comment