Sunday, December 15, 2013

6 Langkah Meluruskan Rambut Tanpa Alat Catok

Keinginan kita untuk menata rambut secara bervariatif kadang terbentur oleh efek kesehatan rambut yang bisa berakibat buruk ke depannya. Seperti yang pernah diinformasikan sebelumnya, Anda bisa membuat rambut ikal tanpa menggunakan catok atau alat pengeriting rambut dan hasilnya lebih indah dan lebih natural serta tidak merusak rambut. Bagaimana dengan membuat rambut lurus tanpa menggunakan alat catok? Apakah mungkin? Well, Beauty Lovers, itu sangat mungkin terjadi. Berikut 6 langkah menciptakan rambut lurus tanpa alat catok, ikuti ya…
  1. Shampo dan Conditioner
Cuci rambut Anda dengan shampo dan conditioner serta gunakan air suam-suam kuku untuk membasahi dan membilasnya. Untuk shampo dan conditioner, sebaiknya gunakan yang mengandung keratin karena melembutkan rambut, dan membuat rambut mengembang sempurna.
  1. Air Sedingin Mungkin
Setelah Anda bilas dengan air hangat suam-suam kuku, bilas kembali dengan air dingin, sedingin mungkin sekuat Anda mampu menahannya. Hal ini dapat membuat kutikula rambut Anda tertutup sehingga memberikan perlindungan pada rambut.
  1. Vitamin Rambut
Setelah mengeringkan rambut dengan handuk, berikan vitamin atau serum pelindung rambut dari panas, karena Anda akan mem-blow dry rambut Anda nanti. Sisir perlahan rambut Anda menggunakan sisir dengan gigi-gigi lebar.
  1. Blow Dry
Blow dry rambut Anda dengan medium heat. Gunakan tangan Anda sambil memberikan moisturizer rambut agar lebih lembut. Kemudian pisahkan rambut Anda dalam 3 atau 6 bagian atau lebih tergantung dari ketebalan rambut Anda, lalu Anda blow rambut Anda dengan sisir bulat atau melingkar sambil sedikit ditarik hingga lurus. Jika Anda tidak bisa melakukannya sendiri, minta bantuan orang lain yang mampu melakukannya. Keringkan dari akar hingga ujungnya.
  1. Cool Heat Blow
Setelah Anda mem-blow rambut Anda dengan medium heat, blow lagi rambut Anda dengan menggunakan sisir bulat, namun dengan cool heat. Dingin dari alat blow akan membuat gaya rambut lurus semakin tertata dan settled.
  1. Shine Serum
Setelah selesai, tuang sedikit serum rambut untuk mengkilapkan rambut agar rambut Anda berkilau. Sisir perlahan rambut Anda dengan sisir bergigi rapat, dan jika ingin bertahan lama, Anda bisa gunakan hairspray untuk mempertahankan rambut lurus nan indah Anda saat ini.
Voila! Rambut lurus tanpa alat catok Anda sudah jadi! Indah bukan? Bagi Anda yang berambut keriting, mungkin tip dan trik di atas tidak bekerja dengan baik dan sempurna pada rambut Anda, namun Anda boleh mencobanya dengan menambahkan panas pada saat Anda mem-blow dry rambut Anda. But, who needs a straight hair if you got a beautiful curly one, right? Have fun, ladies! (ICH)

by : Yahoo SHE

5 Langkah Menghindari Godaan Selingkuh

Salah satu sebab paling sering bubarnya suatu hubungan adalah hati yang bercabang. Tapi Anda tak perlu khawatir: Banyak cara untuk menghindari godaan yang datang.

Masih lekat di ingatan tentang kisah Kristen Stewart yang mengkhianati cinta Robert Pattinson. Kristen terlibat cinta di lokasi syuting dengan sutradara film terbarunya, Rupert Sanders. Kristen kemudian menyesal karena jatuh pada godaan cinta sesaat. Tak ingin senasib dengan bintang “Twilight” tersebut, ikuti beberapa langkah ini.

Stop mencari alasan
Pasangan kurang perhatian, tidak cocok, atau hubungan yang memburuk, sering jadi alasan memulai hubungan terlarang. Apa pun masalah yang Anda hadapi, tak ada pembenaran untuk berselingkuh. Jika merasa kurang puas dengan hubungan Anda, perbaiki atau akhiri. Mana yang terbaik? Hanya Anda dan pasangan yang tahu. Tapi mencari “hiburan” dengan menjalin hubungan gelap dengan orang lain bukanlah solusi. Hal ini justru berpotensi  menambah berat beban masalah Anda nantinya.

Kenali tanda bahaya

Sering kali alasannya bermulai dari iseng. Anggapannya, aksi saling menggoda di tempat kerja atau di hubungan pertemanan Anda tak akan berlanjut ke mana-mana. Tapi semakin lama, hubungan tersebut pun semakin kuat, perasaan mulai terlibat. Jangan sampai hubungan iseng Anda memasuki zona berbahaya. Hentikan sesegera mungkin jika sudah terlihat potensi bahaya atau kemungkinan sulit untuk menghentikannya.

Konsekuensi
Apa yang terjadi jika hubungan gelap Anda terungkap? Karier terancam, pendidikan terganggu, kehilangan pasangan, memalukan keluarga dan berbagai konsekuensi lain yang mungkin terjadi. Pikirkan semuanya baik-baik. Apakah Anda siap menghadapinya dan semua hal tersebut pantas dikorbankan untuk hubungan gelap ini? Sebagai wanita dewasa, sebaiknya akhiri atau selesaikan baik-baik hubungan Anda dengan pasangan sebelum menjajaki kemungkinan baru dengan pasangan yang lain.

Membandingkan
Dia yang sebelumnya sempurna menjadi tak berharga ketika kekasih baru datang. Tak ada manusia yang serupa karena itu berhenti membanding-bandingkan pasangan Anda dengan yang baru. Bagaimanapun juga, pasangan Anda adalah pilihan Anda juga. Semua orang tentu mempunyai kekurangan. Tentu pada masa-masa indah, kekurangan tersebut akan sulit terlihat. Jika pasangan baru Anda mengetahui Anda sudah memiliki pasangan namun tetap mendekati, apakah hal tersebut juga merupakan nilai plus di mata Anda?

Perkuat pertahanan
Jika tak tahan terhadap godaan selingkuh, bangunlah tembok yang tebal dan stop berkomunikasi dengan orang yang berpotensi jadi selingkuhan. Terutama jika Anda termasuk orang yang mudah terbujuk. Sebisa mungkin kuatkan diri untuk menghindari dia dan hentikan semua komunikasi dengannya. Lebih baik lagi jika Anda bisa menegaskan kalau Anda tak tertarik dengan dia.

Kuatkanlah keputusan Anda dengan mengingat berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi dari hubungan gelap Anda. Terungkapnya perselingkuhan tentu akan membawa banyak masalah bagi kehidupan Anda. Jika ingin suatu hubungan cinta yang baik, sebaiknya mulailah dengan cara yang baik juga.

by : Yahoo! SHE

CONTOH SAL PATOLOGI KEBIDANAN



SOAL ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN)
PENGAJAR     :   
JUMLAH SKS :  2 SKS
WAKTU           :  100 Menit
JENIS SOAL    :  Choise, Essay, Analisa Kasus


Pilihlah salah satu jawaban yang benar menurut anda dengan memberikan tanda (x) pada lembaran jawaban yang telah di berikan

  1. Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar adalah pengertian dari …
    1. Pemeriksaan Intra natal Care (INC)
    2. Pemeriksaan Nifas
    3. Pemeriksaan Ante natal care (ANC)
    4. Pemeriksaan ibu menyusui

  1. Salah satu infeksi yang menyertai kehamilan dan persalinan yang di tularkan melalui makanan mentah yang tercemar dan secret kucing yang terinfeksi adalah…
    1. Infeksi Rubella
    2. Infeksi CytomegaloVirus
    3. Infeksi Tixoplasmosis
    4. Infeksi Sifilis

  1. Pengertian anemia adalah..
    1. Kurangnya konsentrasi darah dalam hemoglobin
    2. Kurangnya konsentrasi hemoglobin dalam kadar glukosa darah
    3. Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah
    4. Kurangnya kadar hemoglobin dalam tekanan darah tinggi

  1. Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada usia kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih berada di dalam kavum uteri dan tidak adanya dilatasi serviks di sebut dengan ...
    1. Abortus
    2. Abortus insipien
    3. Abortus imminens
    4. Abortus incomplete

  1. Salah satu tanda preeklampsia ringan adalah
    1. Tekanan darah 140/90 MmHg
    2. Tekanan darah 140/80 mmHg
    3. Tekanan darah 140/110 MmHg
    4. Tekanan darah 180/110 MmHg

  1. Perdarahan yang terjadi pada trimester akhir kehamilan di sebut dengan
    1. Perdarahan Intra partum
    2. Perdarahan Post-partum
    3. Perdarahan Inter partum
    4. Perdarahan Ante partum

  1. Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan disebut dengan...
    1. Plasenta previa
    2. Solusio plasenta
    3. Vassa previa
    4. Plasenta sirkumvalata

  1. Plasenta yang menutupi sebagian dari ostium uteri internum disebut dengan ...
    1. Plasenta previa totalis
    2. Plasenta previa lateralis
    3. Palsenta previa marginalis
    4. Plasenta letak rendah

  1. Plasenta yang berjarak ± 5 cm dari ostium uteri internum adalah pengertian dari:
    1. Plasenta previa totalis
    2. Plasenta previa lateralis
    3. Palsenta previa marginalis
    4. Plasenta letak rendah

  1. Salah satu tempat terjadinya Kehamilan Ektopik adalah :
    1. Dinding anterior uterus
    2. Dinding posterior uterus
    3. Kavum uteri
    4. Seviks uteri

ESSAY :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas...
  1. Jelaskan pengertian KPSW (ketuban pecah sebelum waktunya) dan sebutkan apa pengaruh KPSW bagi ibu dan janin
  2. Jelaskan perbedaan pertumbuhan janin kembar monozigotik dan dizigotik
  3. Jelaskan  pengertian dari :
a.       Premature
b.      Post mature
c.       Letak lintang
d.      Letak sungsang
e.       Polihidramnion
f.       Oligohidramnion










ANALISIS KASUS
Bacalah kasus di bawah ini dengan cermat, kemudian jawablah pertanyaan yang ada di bawah dan dokumentasikan kasus tersebut dalam metode pendokumentasian SOAP.

Tgl : 28-05-2010,       pukul : 09. 45 WIB
Ny, W usia 23 tahun datang ke klinik anda dengan alasan ingin memeriksa kehamilannya, ia mengatakan ini adalah anaknya yang kedua, dan pernah mengalami keguguran 1 kali pada usia kehamilan 4 minggu. Ia mengatakan HPHT : tgl 05-3-2010.
Ny w mengeluh mual muntah di pagi hari dan mual muntah tersebut tidak sampai mengganggu aktifitasnya, ia juga mengatakan cemas dengan janin yang di kandungnya.
Data pemeriksaan yang anda lakukan di dapatkan :
TD : 110/70 MM Hg
Pulse : 82 X / m
Temp :37◦ C
RR : 24 X/ m
Keadaan umum : baik

Pertanyaan :
-  Tentukan TTP dari HPHT Ny. W dan berapa usia kehamilannya
-  Buatlah pendokumentasian tersebut dalam model pendokumentasian SOAP
  ( bobot 30 )

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BIREUEN

I.              Pendahuluan
Program peningkatan mutu pendidikan selama ini secara terus menerus selalu dilaksanakan, namun mutu pendidikan yang dicapai kelihatannya masih belum memuaskan. Oleh sebab itu para pendidik hendaknya memainkan peran yang lebih strategis. Para pendidik yang dimaksud adalah tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan formal, termasuk di dalamnya supervisor pendidikan.
Menurut struktur Departemen Pendidikan Nasional, bahwa yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas di tingkat kabupaten/kotamadya, serta staf kantor bidang yang ada di tiap propinsi (Purwanto, 2002: 78).Dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (Tim Fokusmedia, 2003: 3). Jadi, termasuk di dalamnya para pengawas yang dalam kedudukannya antara supervisor dan fasilitator diharapkan untuk bekerja keras dalam upaya pemutuan pendidikan. Karena itulah, dapat dirumuskan bahwa pencapaian mutu pendidikan yang tinggi, bukan saja terletak di tangan para guru, tetapi juga terletak di tangan para pengawas. Secara kelembagaan, pengawas sekolah menengah merupakan tenaga kependidikan yang dalam strukturnya berada pada Dinas tingkat kabupaten / kotamadya, ia menangani dalam artian mengawasi beberapa sekolah menengah sesuai dengan wilayah yang diberikan kepadanya. Dalam kaitan ini pengawas sekolah harus memiliki komitmen kuat terhadap jabatan dan statusnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Komitmen pengawas terhadap tugas-tugas kepengawasan sebagaimana yang dijelaskan oleh Danim (2002: 83), menunjukkan keragaman. Hal ini wajar karena masing-masing pengawas memiliki persepsi yang berbeda tentang penjabaran tugas-tugasnya, dan pada sisi lain para pengawas masing-masing berbeda obyek kepengawasannya, misalnya ; bagi si A mengawasi beberapa sekolah yang letaknya jauh dari kota, sementara si B mengawasi beberapa sekolah yang letaknya dikota. Juga pada sisi lain, terjadinya perbedaan identifikasi dan obyek pengawasan. Hal ini semua menyebabkan adanya persepsi kepengawasan yang berbeda-beda, yakni;
Pertama, sebagian memersepsi keputusan untuk memangku jabatan fungsional atau melakukan mutasi dari instansi sebelumnya ke posisi pengawas untuk memperpanjang masa kerja, tanpa menghilangkan komitmen mereka terhadap profesi kepengawasan.
Kedua, sebagian lagi memandang bahwa tugas dan fungsi kepengawasan yang harus dijalankan merupakan panggilan profesi yang melekat pada dirinya, termasuk dalam kapasitas sebagai PNS. Dalam melaksanakan profesinya itu, pada umumnya mereka berpendapat bahwa dimensi eksternal, struktural-institusional, keterbatasan sumber daya teknikal, dan fasilitatif seringkali menjadi sumber kendala. Meskipun begitu, kendala-kendala tersebut tidak mereduksi komitmen mereka untuk menjalankan tugas-tugas kepengawasan. Berkaitan dengan loyalitas, mereka berpendapat bahwa loyalitas pada atasan dan kepada status sebagaiPNS lebih dominan daripada loyalitas kepada profesi kepengawasan. Loyalitas semacam ini melekat pada dirinya karena sudah mengakar sejak mereka diangkat sebagai PNS dan menduduki beberapa jabatan sebelum diangkat sebagai pengawas.
Ketiga, sebagian lagi memandang profesi kepengawasan identik dengan tugas-tugas institusional yang digariskan oleh atasan dan yang melekat pada dirinya sebagai PNS. Mereka berpendapat, loyalitas pada status sebagai PNS adalah mutlak, sedangkan loyalitas pada profesi merupakan hal yang implisit. Persepsi semacam ini mewarnai kinerja keseharian mereka yang cenderung lebih bermental sebagai tenaga administratif dari pada tenaga fungsional.

II.           Kinerja Pengawas Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu
Tenaga struktural di lingkungan Dinas Pendidikan, terutama dari Kasi ke atas, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan seringkali berfungsi ganda, yaitu melakukan pembinaan akdemik dan pembinaan adminsitratif. Fungsi pembinaan akademik dijalankan oleh mereka antara lain tatkala menjadi penatar, sedangkan fungsi administratif tetap melekat pada jabatannya.
Berbeda dengan pengawas, termasuk di dalamnya pengawas tingkat menengah yang cenderung melakukan fungsi tunggal, yaitu fungsi pembinaan dan pengembangan profesionalitas kepala sekolah dan guru, serta perbaikan mutu pendidikan tingkat mikro yang ada pada wilayah tugasnya. Kaitannya dengan ini, dan untuk mengetahui peranan kinerja pengawas sebagai tenaga pengembang dideskripsikan oleh Danim (2002: 91), sebagai berikut:
Pertama, dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan bimbingan profesional, pada umumnya pengawas sudah tampil pada lingkup tugas dan fungsi yang harus dijalankan.
Kedua, sebagian lagi memandang bahwa pengawas belum memiliki tingkat profesionalitas yang tinggi, namun cukup memadai dalam melaksanakan tugas pembinaan, baik dalam bidang administratif, akademik, maupun teknis.
Ketiga, menurut penilaian atasan, mereka dipandang memiliki kemauan dan kemampuan untuk tumbuh mandiri secara professional; mampu menciptakan hubungan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan Kepala Diknas, Kasubdit Dikmenum, dan Dinas Diknas Kabupaten/Kota; dan dapat menjalin hubungan harmonis dengan kepala sekolah dan guru-guru.
Keempat, pengawas cukup berpengalaman dalam bidang kebijakan dan praktik kependidikan, tugas-tugas kepengawasan, banyak aktif di kelompok kerja guru (KKG), dan memiliki pengalaman yang cukup luas dalam bidang organisasi dan kemasyarakatan.
Kelima, pada aspek personal pengawas dipersepsi telah memiliki kemampuan hubungan personal dan sosial yang harmonis.
Keenam, pengawas sendiri merasakan masih ada kelemahan dalam berbagai hal, terutama berkaitan dengan pemilihan strategi efektif dalam menerapkan prinsip, teknik, fungsi dan sasaran supervisi.
Ketujuh, kelemahan itu mereka rasakan juga dalam hal menjalankan tugas, seperti penguasaan bidang studi tertentu, dan penguasaan teori dan praktek BP/BK di sekolah.
Kedelapan, pengawas masih merasakan ada kelemahan dalam hal kompetensi pribadi bagi pelaksanaan pembinaan, pengendalian, dan penilaian terhadap guru dan kepala sekolah, serta kiat melakukan hubungan sosial dan kemasyarakatan.
Berdasarkan persepsi di atas, maka dapat dirumuskan kinerja pengawas sekolah menengah dalam satu sisi dipandang sangat memadai untuk meningkatkan kemampuan profesional, pribadi, dan sosial mereka erat kaitannya dengan tugas-tugas mikro pembelajaran atau untuk pelaksanaan tugas-tugas operasional. Di sisi lain, kinerja pengawas sekolah menengah dianggap simultan untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan dengan harus melakukan program pembinaan profesional para guru-guru secara kontinyu atau terus-menerus, teratur dan komprehensif.
Dengan demikian, dapat dirumuskan di sini bahwa dalam rangka pemutuan pendidikan khusus pada tingkat sekolah menengah, maka pengawas sekolah menegah tersebut hendaknya melakukan hal-hal berikut :
1.      Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2.      Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar yang baik.
3.      Bersama kepala sekolah, guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik
4.      Membina kerjasa sama yang baik dan harmonis antara kepala sekolah, guru-guru dan ppihak-pihak terkait, termasuk siswa.
5.      Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dengan melakukan bimbingan baik secara individu maupun secara berkelompok.
Kinerja pengawas sekolah menengah dapat dilihat dari bagaimana upaya mengendalikan dalam artian mengawasi pelaksanan kurikulum, pelaksanaan pengajaran, pengelolaan keuangan sekolah, dan jika kesemuanya ini berjalan dengan baik, praktis bahwa mutu pendidikan mengalami peningkatan yang signifikan. Sebaliknya, bila pengawas sekolah tidak mampu bertindak sebagai pengendali, praktis bahwa kinerjanya dianggap kurang memadai.
Di samping sebagai pengendali, kinerja pengawas sekolah menengah apat dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan program subervisi sekolah, serta memberi petunjuk perbaikan terhadap peyimpangan dalam pengelolaan sekolah.
Yang terpenting pula untuk melihat kinerja pengawas sekolah menengah adalah bagaimana ia melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam hal menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan waktu; menilai pelaksanaan kerja tenaga teknis sekolah; menilai pemanfaatan sarana sekolah; menilai efisiensi dan keefektifan tata usaha sekolah; menilai hubungan kerja sama dengan masyarakat. Jadi, jelaslah bahwa kinerja pengawas sekolah menengah dalam peranannya, ia sebagai supervisi, pengendali dan penilai dalam dunia pendidikan, yang pada gilirannya jika ia memperlihatkan kinerjanya yang efektif dan efisien sesuai dengan kewajiban, maka akan bermuara pada pencapaian mutu pendidikan yang tinggi.

III.        Penutup
Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan selama ini yang secara terus menerus selalu dilaksanakan, memiliki keterkaitan erat dengan kinerja pengawas sekolah.Pengawas sekolah menengah di tingkat kabupaten/kotamadya, yang kedudukannya termasuk sebagai sebagai tenaga kependidikan sangat urgen artinya, karena ia bertindak sebagai supervisor, fasilitator, pengendali dan penilai dalam setiap kegiatan pendidikan.
Tugas dan peran yang diemban oleh pengawas sekolah menengah tersebut, jika terlaksana dengan baik sesuai dengan juklak dan peraturan perundang-undangan pendidikan, maka dapat dianggap bahwa ia telah memiliki kinerja yang baik dan pada gilirannya akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.











KEPUSTAKAAN


Danim, Sudarman.  Inovasi  Pendidikan  dalam  Upaya  Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Rodakarya, 1998.

Republik Indonesia. Peraturan pemerintah No. 38 Tahun 1992 tentang Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Depdikbud, 1992.

Sidi, Indra Jati (ed). Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru
Pendidikan. Jakarta: Paramadina, 2001.

Suryadi. A. Tilaar. H.A.R. Analisis Kebijakan Pendidikan; Suatu Pengantar.
IBandung: Remaja karya, 1993.

Tim Redaksi Fokusmedia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor
20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia, 2003