KRITERIA-KRITERIA
HADIS SAHIH
A. KESINAMBUNGAN PERIWAYATAN (ITTIṣĀL
AL-SANAD)
Kriteria ini merupakan faktor utama
yang paling menentukan kesahihan sebuah hadis. Sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya, bila mata rantai periwayatan (sanad) sebuah hadis terputus, maka
kriteria-kriteria hadis sahih lainnya gugur dengan sendirinya alias kualitas
hadis tersebut sangat diragukan. Oleh karena itu, perhatian para sarjana Muslim
klasik lebih tertuju pada kesinambungan atau keterputusan mata rantai
periwayatan (sanad) ini.
Bila kriteria ittiṣāl
al-sanad ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan
kualitasnya bisa berubah MENJADI HADIS MUNQAṭI’,
MURSAL, MU’ḍAL, MU’ALLAQ, MUDALLAS, DAN MURSAL KHAFĪ.
B. PERIWAYAT HARUS ADIL (‘ADĀLAH
AL-RUWĀT)
Kriteria ini lebih menekankan pada
aspek moralitas seorang periwayat. Ialah (1) beragama Islam (Bukan Orang
Munafik); (2) mukalaf; (3) melaksanakan ketentuan agama; dan (4) memelihara
murū`ah.
Bila kriteria ‘adālah al-ruwāt ini
tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya bisa
BERUBAH MENJADI HADIS MAWḍŪ’, MATRŪK, DAN MAṭRŪḥ.
C. SEMUA PERIWAYAT HARUS KUAT
INGATAN (ḌABṭ AL-RUWĀT)
Bila kriteria nomer dua lebih
menekankan aspek pada moralitas seorang periwayat, maka aspek ini lebih
menekankan pada aspek intelektualitasnya. Bila dua kriteria ini menyatu dalam
diri seorang periwayat, maka ia termasuk seorang periwayat terpercaya (rāwī
thiqah).
Bila kriteria ini ḍabṭ al-ruwāt
tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya bisa
BERUBAH MENJADI HADIS ḍA’ĪF, MUNKAR, MUḍṭARIB, MUṣḥḥAF, MAQLŪB, DAN MUDRAJ.
D. ISNĀD DAN MATN HARUS BEBAS DARI
KEJANGGALAN (SHĀDH)
Definisi shādh adalah periwayat
thiqah meriwayatkan sebuah hadis yang bertentangan dengan riwayat periwayat
yang lebih thiqah darinya. Selanjutnya, ia membagi shādh menjadi dua yaitu
sering dan jarang. Nah, yang jarang inilah yang dimaksud shādh di sini. Shādh
bisa terjadi pada sanad dan bisa terjadi pada matn.
Sebab
pelacakan shādh dalam isnād dan matn hadis melalui proses perbandingan sejumlah
hadis dengan meneliti sanad-sanad para periwayat thiqah. Orang yang hanya
menguasai dan hafal sedikit hadis tentu tidak bisa melakukannya.
Bila kriteria ini tidak terpenuhi,
maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya BISA BERUBAH MENJADI
HADIS SHĀDH DAN MUNKAR.
E. ISNĀD DAN MATN HARUS BEBAS DARI
CACAT (‘ILLAH)
Definisi ‘illah adalah sebab yang
tersembunyi yang dapat merusak, sementara pada lahirnya tampak bebas darinya.
Secara lebih lugas, misalnya, ada sebuah hadis yang sanad dan matn-nya yang
secara sekilas tampak tidak terbebas ‘illah, tetapi bila sanad dan matn hadis
tersebut diteliti ulang lebih cermat lagi, maka ‘illah-nya bisa ditemukan.
Perlu digarisbawahi, bahwa ada terma ’illah yang digunakan dengan maksud yang
berbeda dengan pengertian ’illah di sini, seperti al-naskh yang menurut
al-Turmudhī adalah salah satu ’illah dari sekian ’illah-’illah hadis dan
seperti penggunaan ’illah untuk menunjukkan sesuatu yang tidak dapat merusak
kualitas hadis
Bila kriteria ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS
DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya BISA BERUBAH MENJADI HADIS MU’ALLAL.
0 comments:
Post a Comment