Friday, July 5, 2013

KRITERIA-KRITERIA HADIS SAHIH



KRITERIA-KRITERIA HADIS SAHIH

A. KESINAMBUNGAN PERIWAYATAN (ITTIĀL AL-SANAD)

Kriteria ini merupakan faktor utama yang paling menentukan kesahihan sebuah hadis. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bila mata rantai periwayatan (sanad) sebuah hadis terputus, maka kriteria-kriteria hadis sahih lainnya gugur dengan sendirinya alias kualitas hadis tersebut sangat diragukan. Oleh karena itu, perhatian para sarjana Muslim klasik lebih tertuju pada kesinambungan atau keterputusan mata rantai periwayatan (sanad) ini.

Bila kriteria ittiāl al-sanad ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya bisa berubah MENJADI HADIS MUNQAI’, MURSAL, MU’AL, MU’ALLAQ, MUDALLAS, DAN MURSAL KHAFĪ.

B. PERIWAYAT HARUS ADIL (‘ADĀLAH AL-RUWĀT)

Kriteria ini lebih menekankan pada aspek moralitas seorang periwayat. Ialah (1) beragama Islam (Bukan Orang Munafik); (2) mukalaf; (3) melaksanakan ketentuan agama; dan (4) memelihara murū`ah.

Bila kriteria ‘adālah al-ruwāt ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya bisa BERUBAH MENJADI HADIS MAWŪ’, MATRŪK, DAN MA.

C. SEMUA PERIWAYAT HARUS KUAT INGATAN (AB AL-RUWĀT)

Bila kriteria nomer dua lebih menekankan aspek pada moralitas seorang periwayat, maka aspek ini lebih menekankan pada aspek intelektualitasnya. Bila dua kriteria ini menyatu dalam diri seorang periwayat, maka ia termasuk seorang periwayat terpercaya (rāwī thiqah).

Bila kriteria ini ab al-ruwāt tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya bisa BERUBAH MENJADI HADIS A’ĪF, MUNKAR, MUḍṭARIB, MUṣḥḥAF, MAQLŪB, DAN MUDRAJ.

D. ISNĀD DAN MATN HARUS BEBAS DARI KEJANGGALAN (SHĀDH)

Definisi shādh adalah periwayat thiqah meriwayatkan sebuah hadis yang bertentangan dengan riwayat periwayat yang lebih thiqah darinya. Selanjutnya, ia membagi shādh menjadi dua yaitu sering dan jarang. Nah, yang jarang inilah yang dimaksud shādh di sini. Shādh bisa terjadi pada sanad dan bisa terjadi pada matn.

Sebab pelacakan shādh dalam isnād dan matn hadis melalui proses perbandingan sejumlah hadis dengan meneliti sanad-sanad para periwayat thiqah. Orang yang hanya menguasai dan hafal sedikit hadis tentu tidak bisa melakukannya.
Bila kriteria ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya BISA BERUBAH MENJADI HADIS SHĀDH DAN MUNKAR.

E. ISNĀD DAN MATN HARUS BEBAS DARI CACAT (‘ILLAH)

Definisi ‘illah adalah sebab yang tersembunyi yang dapat merusak, sementara pada lahirnya tampak bebas darinya. Secara lebih lugas, misalnya, ada sebuah hadis yang sanad dan matn-nya yang secara sekilas tampak tidak terbebas ‘illah, tetapi bila sanad dan matn hadis tersebut diteliti ulang lebih cermat lagi, maka ‘illah-nya bisa ditemukan. Perlu digarisbawahi, bahwa ada terma ’illah yang digunakan dengan maksud yang berbeda dengan pengertian ’illah di sini, seperti al-naskh yang menurut al-Turmudhī adalah salah satu ’illah dari sekian ’illah-’illah hadis dan seperti penggunaan ’illah untuk menunjukkan sesuatu yang tidak dapat merusak kualitas hadis

Bila kriteria ini tidak terpenuhi, maka sebuah HADIS DINYATAKAN TIDAK SAHIH dan kualitasnya BISA BERUBAH MENJADI HADIS MU’ALLAL.

0 comments:

Post a Comment